7 April lalu, terlintas dipikiranku untuk sebuah cerita
ini..
Mdah2an jadi kenyataan.. Amin..
Aku baru saja menyelesaikan permainan Tennisku dengan Chong
Fei, mahasiswa Magister Nutrisi Ternak di Kyoto University, sejurusan denganku.
Chong fei, Anak seorang pengusaha komoditi Cahina ini selalu mengulaskan
senyumnya padaku. Teman baru, semngat baru.
Walaupun masih merasa asing di negeri kaisar ini, lembutnya
sakura “Hanami” menyuruhku untuk terus menapaki trotoar yang sepi dan bersih
menuju platku.
Hidup sendiri di negeri sakura , karena janji harus
ditepati. “Menunggu dibatas waktu”. Bersama mendaki puncak Puji diwaktu semi. Dengannya.Sang
Misteri, dan calon bidadariku. Senyum Bunda kembali mengkontaminan semangatku
tuk terus jalan ..alhamdulillah.
Membutuhkan waktu sepuluh menit agar aku sampai di plat.Plat
berwarna biru tua yang terletak di persimpangan utama menuju Kyoto University,
kampusku sekarang. Aku bersama dua orang sohibku baru saja menetap disana bulan
maret lalu. “ Move..hari menjelang magrib”, otakku mengkontaminasi seluruh
syaraf gerakku untuk terus berjalan. Alhamdulillah aku sampai juga di Plat,
kami bertiga tinggal di lantai lima.
Semburat merah baru saja menghilang dibalik bumi, saat aku
selesai mandi sore di plat tempat tinggalku. Dibawah masih terdengar ricuh,
sorak meriah teman sekampusku memecah kehengingan senja. Canda tawa masih
melebur diantara mereka.
“ Fahmi, kamu sudah siap mandi?”, Ardi mengagetkanku. Ardi
teman se kontrakan denganku sedang mengambil magister bidang Arsitektur di
Kyoto university. “ Rio mana Mi?”, Ardi bertanya ulang padaku sembari
menyodorkan sosis yang baru saja dibeli. “Ada di kamr tu Di, kau liat dewek be
lah”, balasku sambil menunjuk kearah kamar. Rio teman seperjuanganku sejak di
universitas Andalas juga sedang mengambil magister bidang elektronika di Kyoto
University. Aku meletakkan belanjaan Ardi di dapur dan bersegera menghampiri
sohib-sohibku ke kamar.
Bersambung…
Tunggu selanjutnya ya..:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar